Siapakah yang Anda Kasihi?
Dalam tempoh kesulitan, tekanan dan pelbagai isu yang membingungkan, kita sering bertanya kepada diri kita sendiri, siapakah yang kita kasihi?
Bacaan dalam Kejadian 22:15-18. Untuk kedua kalinya
berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 22:16 kata-Nya: "Aku
bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah
berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang
tunggal kepada-Ku, 22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan
membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir
di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. 22:18 Oleh
keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau
mendengarkan firman-Ku."
Melalui pembacaan ini telah mengajarkan kepada kita
untuk memperhatikan atau mewaspadai hal-hal yang dapat merosak hubungan kita
dengan Tuhan. Dalam Kejadian 22:1-14, sebelum bacaan kita, diceritakan
bagaimana Tuhan meminta agar Abraham pergi ke gunung Moria dan mempersembahkan
Ishak, anaknya, sebagai korban bakaran bagi Tuhan.
Abraham melakukan itu tanpa bertanya apakah maksud
Tuhan dengan perintah tersebut. Abraham bahkan tidak mempertanyakan janji Tuhan
kepadanya bahwa melalui Ishak Tuhan akan memberkati Abraham dengan keturunan
yang banyak seperti pasir di tepi pantai atau bintang di langit. Bahkan ketika
Ishak bertanya kepada bapaknya dimana anak domba yang akan dijadikan korban
bakaran, Abraham menjawab, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk
korban bakaran bagi-Nya, anakku."
Abraham tidak mengizinkan kasihnya kepada Ishak,
anak satu-satunya, mempengaruhi hubungannya dengan Tuhan. Abraham memahami
dengan jelas bahwa tujuan hidupnya melampaui sekadar kesenangan dan kepedihan,
tetapi memuliakan Tuhan yang Dia sembah.
Ketika saudara/i memuliakan Tuhan lebih dari pada
ciptaanNya, lebih dari pada pemberianNya, anda sedang menjalani hidup yang
mengatasi kelemahan manusiawi anda. Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat
manusia kehilangan hubungan dengan Tuhan. Kehilangan hubungan dengan Tuhan
membuat manusia lebih menonjolkan kemampuan diri sendiri dari pada bersandar
kepada Tuhan. Manusia lebih suka memuaskan sifat-sifat kedagingannya dari pada
sifat-sifat spritual. Manusia lebih suka memburu daya tarik duniawi, seperti
kekayaan, kehormatan, atau kesenangan, dari pada daya tarik spiritual, seperti
mengikuti perintah-perintah Tuhan.
Kisah Abraham yang bersedia mengorbankan anaknya,
apa yang paling dicintainya, untuk mengikuti perintah Tuhan tanpa bertanya,
mengajarkan kepada kita siapa yang seharusnya kita paling kasihi. Apakah kita
lebih mementingkan pemberian Tuhan dari pada Tuhan yang memberikan kepada kita?
Apakah kita lebih memuliakan ciptaan, atau pemberianNya, dari pada sumber yang
memberikan hal itu kepada kita? Tuhan Yesus meminta kepada kita untuk
mendahulukan kerajaan surga dengan kebenaranya, maka semuanya akan ditambahkan
kepada kita (Matius 6:33). Yoshua memberikan cabaran kepada bangsa Israel untuk
menentukan pilihan kepada siapa mereka harus beribadah.
Kalau kepercayaan dan keyakinan Abraham tidak mampu
melihat melampaui kecintaannya akan Ishak, anaknya, dia pasti tidak akan memiliki
keberanian untuk menuruti perintah Tuhan. Keyakinanya akan Tuhan mengatasi
masalahnya saat ini. Keyakinan kita akan Tuhan juga akan mengatasi masalah kita
saat ini. Keyakinan kita akan Tuhan memberikan keberanian dan kekuatan bagi
kita saat ini.
Kita perlu ingat bahwa tugas dan kewajiban kita
adalah mengikuti perintah-perintah Tuhan. Kewajiban Tuhan adalah menepati
janji-janiNya bagi kita. Oleh karena itu penuhi apa yang diinginkan Tuhan dari
kita dan penuhi kewajiban kita kepada Tuhan.
Jalan ketaatan adalah jalan pemberkatan. Namun, ketaatan mendahului terjadinya
berkat. Dalam bacaan kita di atas, ketaatan Abraham terhadap perintah Tuhan
membuat dirinya diberkati dengan penuh kelimpahan. Berkat mengikuti ketaatan
kita kepada Tuhan. Berkat itu bukan bagi kita saja, tetapi sampai kepada
keturunan kita dan bahkan meluas kepada semua orang. Ketika orang-orang yang
penuh ketaatan hadir di lingkungan anda, maka berkatnya akan melimpah dan
menyebar kepada orang-orang lain di sekitarnya.
Kadang-kadang perintah Tuhan kepada kita begitu sulit
untuk dimengerti atau diikuti. Abraham diminta mengorbankan anak satu-satunya
yang ia sangat kasihi. Anda mungkin diminta Tuhan ke tempat-tempat yang tidak
menyenangkan, ke posisi-posisi yang kurang anda sukai. Hal yang sama terjadi
dengan Abraham yang diminta keluar dari negerinya ke tempat yang ia tidak
ketahui dan tidak pernah diberitahukan sebelumnya. Namun Abraham taat kepada
perintah Tuhan kepadanya. Itulah sifat orang percaya, bersedia dan percaya
sepenuhnya kepada pengaturan Tuhan atas hidupnya. Ia menyerahkan hidup
sepenuhnya di tangan pengaturan Tuhan. Ia percaya Tuhan akan selalu
menyertainya di jalan-jalan yang penuh kesulitan dan kesukaran.
Ini yang seharusnya terjadi dengan kita orang
beriman. Jika saudara/i mengatakan anda memiliki iman dalam Tuhan, bererti saudara/i
memiliki keyakinan dalam Dia; anda percaya kepadaNya; anda mengikuti seluruh
perintahNya; anda memiliki komitmen sepenuhnya padaNya; anda memiliki ketaatan
tanpa batas kepada seluruh perintahNya.
Mintalah Tuhan memenuhi hati saudara/i dengan Roh Ketaatan
dalam nama Yesus.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment